Hatiku Terpaut di jalan Dakwah

Hatiku Terpaut di jalan Dakwah

By : NLM

Mungkin, ini adalah salah satu kisah yang paling berkesan dalam kehidupanku..

Ketika aku menginjak kaki ini di universitas merah maron..

Ketika aku mengenal LDK dan menyentuh Tarbiyah , sungguh perubahan yang luar biasa dahsyat..perubahan bukan hanya dari akhlaq tapi ruhiyahpun berubah 88 % , disini ku temukan jati diriku sesungguhnya.. disini awal aku mengubah emosi jiwa menjadi jiwa yang teduh penuh cinta, mengubah dosa menjadi amal pahala, mengubah rasa takut menjadi berani penuh semangat, mengubah cara pandang negatif menjadi positif, mengubah penampilan yang menebar aurat menjadi sosok yang berhijab.. Semua.. berawal dari jama’ah ini..  

Sedikit demi sedikit aku mulai merasa nyaman, walaupun masih harus mendapat kritikan keras karena penampilanku waktu itu. Tapi itu hal yang wajar, perubahan total pasti diawali oleh kritikan, dan kritikan itu adalah salah satu bentuk perhatian seseorang.

Walaupun dalam kondisi merasa asing, kesan pertama masuk dilingkungan tarbiyah adalah rasa perhatian yang begitu besar dari mereka yang sudah lebih dahulu masuk dilingkungan tersebut. Aku harus jujur mengatakan, bahwa ada rasa yang berbeda ketika  berada di dekat orang-orang tarbiyah. Salah satu yang di rasakan adalah setiap bertemu dengan mereka pasti ada sesuatu yang bertambah dalam diri ini, entah itu ide, wawasan maupun semangat. Inilah hidayah yang ku rasakan, begitu nikmat sehingga hatiku terpaut dijalan dakwah ini.

Ikhwah..hidayah tidak akan pernah datang kepada yang orang yang menunggunya, karena hidayah bukan kendaraan yang bisa datang menjemput kita. Logika  mengatakan, diibaratkan kendaraan umum, kitalah kendaraan itu dan hidayah adalah penumpangnya. Sebagai kendaraan kita harus mencari penumpang bukan? Hati dan pikiran diibaratkan supir dan kondekturnya.

Alhamdulillah ya Allah, Engkau titipkan hidayah itu kepadaku...

jika ini benar-benar hidayah dari Allah, maka aku berharap ia (hidayah) akan terus bersamaku. “Kan ku genggam hidayah ini erat-erat selamanya,”.

Terimakasih yang tak terhingga aku haturkan kepada mereka yang telah sabar membimbing dan mengajarkan aku tentang arti hidup yang sebenarnya. Walaupun masih jauh dari kategori baik, setidaknya ini lebih baik daripada masa-masa sebelumnya. 

Ya Rabb

Terima Kasih atas semua kebaikanMu

yang telah memberikanku semua kenikmatan Islam ini...

Engkaulah sumber kekuatanku…

Walau begitu sering sunyi dan letih menghampiri...

Namun hening kisah abadi utusanMu selalu menghibur redup semangatku

Untuk tetap bertumbuh dalam ragam warna hari dan pendapat

Dan aku begitu merindu atas surgaMu…

Walau begitu sering jiwaku merasa tak layak di sana…

Namun dibalik semua keterbatasanku...

Aku titipkan doa agar Kau mau untuk memaafkanku

Ada begitu banyak khilafku

Ada begitu banyak salahku...

namun adakah alasan lain dariku meneteskan air mata ini selain takut padaMu..

Takut pada AmarahMu, takut jika Kau tidak mengenalku kelak di akhirat nanti…